Bersyukur,
- By Cana Paranita
- Mar 24, 2018
- 2 min read

Kapan terakhir kali aku sakit hati? boleh dibilang selama kuliah 4 tahun dan diawal bekerja di Telkom Indonesia, hidupku selalu terasa menyenangkan. Bukan berarti gak ada masalah dalam setiap proses, tapi alhamdulillah Allah selalu memberikan jalan keluar terbaik.
Sampai akhirnya, Allah mengujiku dengan hal yang sensitif di hidupku. Bagiku, seseorang lawan jenis yang mengisi hatiku dan selalu ada untukku adalah hal terpenting nomor tiga setelah Allah dan keluargaku. Disana aku menjadi diriku sendiri ketika aku takut orang tuaku kecewa tahu seberapa jahilnya anak perempuannya ini, ketika aku tidak bisa mengatakan yang ingin kukatakan didepan orang lain.
Tapi ketika Allah membalikkan hati dan mengosongkannya, semua nampak berubah. Aku mencari sesuatu yang bisa mengkokohkanku kembali, tapi aku tak bisa kembali karena rasa yang menghilang. Kadang aku merasa sepi, tidak seperti yang dulu dulu saat aku bisa bercerita sebebasnya saat ada seseorang disana yang mendengarkan ku dengan sabar. Sangat baik hingga sekarang tapi Allah meminta kita untuk saling memperbaiki tanpa ikatan apapun.
Aku belajar membatasi.
Bertahun-tahun. Aku terbiasa dengan kemanjaanku yang salah,
Kini aku melalui semua dengan kebisaanku sebisanya
Ada hati dan perasaan yang harus kembali kutata. Aku khawatir rasa yang terburu-buru akan mengulang sebuah kekecewaan yang dalam. Karena rasa yang susah berpaling, pernah ku memutuskan berpindah seperti terlalu yakin. Yang ternyata itu sebuah kesalahan yang merubah cukup banyak.
Kesalahan yang benar-benar tak mau kuulang.
Banyak yang berkata, aku berubah. Banyak yang berceletuk aku sering terlihat bersedih.
Dan tiba tiba banyak yang datang , untuk memberiku nasihat dengan barbagai cara.
Sebegitukah perubahanku?
Jujur kadang aku sebel dengan nasehat mereka. Berulang mengatakan agar ikhlas. Itu bukan sesuatu yang mudah. Beruntung, pernah ku merasa sedikit lega ketika sangat jauh meninggalkan Jakarta untuk menghapus semuanya. Ah, tapi itu berjalan sebentar. Karena jika sendiri dan melamun semua memori serasa kembali.
Tapi, sekali lagi aku beruntung. Allah maha baik, sahabat-sahabatku tidak pernah meninggalkanku sendiri. Untuk sekedar bertanya, "Apakah hatimu sudah baik baik saja?"
Mereka beraneka ragam.
Mulai dari yang marah-marah dengan sikapku yang berubah sampai berulang kali berusaha menyadarkanku dengan kata kata yang unik. Yang menyimak dengan baik walau dia tidak banyak bicara tapi kehadirannya menenangkan, ada juga yang mudah terbawa, ikut menangis kalau aku menangis. Yang lucu, ada juga yang tiba tiba datang dan tiba tiba memelukku biar aku tenang. Yang datang dengan mengusap kepalaku untuk meyakinkan bahwa aku punya sahabat yang sayang denganku. Atau yang tiba tiba memberikan nasihat a sampai z padahal biasanya dia suka meledekku tiap hari.
Hidup memang lucu. Aku dulu yang menjadi pendengar mereka, yang menceritakan kisah cinta unik dari tiap sahabatku itu. Karena saat itu semuanya dihidupku baik baik saja, terasa gak ada yang perlu aku ceritakan. Paling hanya kisah kebodohanku krn memang aku banyak tingkah
Baru ketika Allah mengujiku, aku menjadi dibagian yang lemah.
Aku paham mengapa mereka bilang aku berubah.
Aku belajar, apa lagi yang harus kukhawatirkan? mungkin benar aku habis teruji oleh peristiwa yang Allah rencanakan. Tapi Allah memberikan tameng bagi hatiku dengan hadirny orang-orang baik disekitarku baik sahabat maupun keluarga yang gak pernah meninggalkan aku sendiri.
Sehingga, jika aku merasa kesepian..ini suatu kesalahan.
Karena Tuhan menjaganya,
menjaga hatiku untuk kembali bisa terbenahi dengan bantuan orang orang yang kusayangi.
Terimakasih
Comments