top of page

Sociodigileaders : Anak Salatiga, Bertiga, Kamilah Tim Barbel Manja

  • Writer: Canna Paranita
    Canna Paranita
  • Nov 13, 2016
  • 3 min read

Aku lupa tanggal berapa itu, yang kuingat saat itu ketika aku duduk penuh kebingungan di ruangtamu memegang HP. Seperti biasa tiap malam, laptop dan HP menemaniku menggarap anek macam projekku. Salah satunya mengurusi kegiatan volunteer Youth Excursion.


Bulan itu adalah bulan yang berat, selepas kelulusanku yang sempat kutunda wisudanya hampir 1 tahun, banyak sekali halang rintang yang kutemui. Sedikit bercerita, bahwa rutinitas mencari lowongan pekerjaan adalah hal yang membosankan. Hampir tiap minggu aku harus bolak-balik dari Salatiga ke luar kota (begitupun sebaliknya) untuk mengikuti rangkaian test yang menurutku seperti percuma dan tipu-tipu. Ada rasa muak akan hal itu. Sebenarnya ada 3 panggilan langsung kerja untukku saat itu, tapi ada rasa berkecamuk dan hambatan sehingga kurasa itu bukan pekerjaan yang cocok.


Ada pertengkaran disini, antara keinginanku dan keinginan orang tua yang tak sama. Ah mungkin aku terlalu idealis, tentang bermimpi bekerja sesuai passion dengan jalur masuk yang tak biasa. Selalu kudoakan hal itu dalam solatku. Dan orang tuaku menganggap hal itu tidaklah rasional. "Bekerja saja, passion tak penting"

"Sayangnya, passion adalah ruh. Ruh melebihi semangat, antusias, totalitas, integritas. Ruh adalah jiwa yang 'kuberikan' karena atas dasar cinta."

Sampai tiba-tiba salah satu peserta Youth Excursion di Singapura memberikan informasi tentang sociodigileaders. Apa itu ? saat itu aku sempat bingung dengan istilah yang asing tersebut. Kebetulan si "penge-share" info tsb adalah karyawan Telkom Indonesia, sempat ku berbincang-bincang dengannya di Singapura tentang ktertarikanku bergabungdengan Telkom Indonesia. Tapi sayangnya saat itu aku belum berhasil lolos tes yang memang sangat sulit. Jujur, idealisku saat itu Telkom Indonesia.


Penasaran, heran, tertarik, antusias jadi satu. Spertinya MENARIK ! Langsung kubuka website dan mempelajari beberapa hal yang penting disana. AHA! Aku membutuhkan 2 orang lagi. Segera otakku berputar bahwa aku butuh orang yang tak kalah kreatif dan berani "gila" serta 1 orang yang harus dan WAJIB ahli di bidang digital. Secara diriku menyadari latar belakangku di dunia bisnis dan tentunya untuk IT bukanlah keahlianku. Share info di grup Salatiga Youth Community, saat membagikan info tsb aku menyimpan harapan yang menanggapi kesempatan ini adalah sahabatku Amay. Aku tak tahu seperti ada feeling cocok dengan orang ini.

Dan Allah mengiyakan. Amaylah SATU-SATUNYA anak SYC yang respon terhadap info Sociodigileaders. Tak kenal menunda, kami berdua bersepakat besok bersua ahhahaha. Untuk makan ayam geprak, dan pastinya berdiskusi.

Diskusi ide memakan waktu cukup lama yaitu 3,,yaa TIGA HARI. Ide liar simpang siur bahkan kami harus mencari ide sampai naik ke daerah Kopeng, wawancara dengan penjual sayur mayur, diterpa hujan dan kami iringi dengan doa.

beberapa hari itu aku menjadi sangat sering bersama amay bahkan mungkin bisa setengah hariku lebih bersamanya. Akhirnya dari beberapa ide liar terputuskanlah satu ide yang berbau sosial sekali (yalah kan sociodigileaders) heheh yaitu tentang BUKU.

Nah langkah selanjutnya adalah menemukan si pintar IT terutama di bidang apps. Ada cerita lucud an sangat panjang saat harus menemukan orang ketiga. Tapi aku malas untuk mengetiknya hahahah. Intinya ujung-ujungnya kudapatkan last person ini dalah tetanggaku sendiri yang SEMPAT menolak ajakanku untuk bergabung. Tapi yang namanya takdir itu gak bakal bisa dielakkan, dia memang bertakdir ikut sociodigi bersama kami berdua yang rame dan berkat dia lah terinspirasi sebuah nama kelompok yang tak normal ;

TIM BARBEL MANJA

Berangkat dari suatu malam saat penentuan nama, di detik-detik terakhir. Dimana otak sudah mengepul terpenuhi segala persiapan untuk submit idea beserta video infrographic nya, dan tiba-tiba beberapa barbel mengalihkan konsentrasiku. Barbel..hmmm..barbel. Dan kutengok Amay yang sedang tertawa ria dengan suara manja khasnya.

Dua kombinasi yang aneh tapi unik, sip BARBEL MANJA.

Kenapa Barbel Manja : filosofinya adalah bahwa dalam menghadapi masalah hidup, kita harus kuat dan tegar bagai barbel. Tapi sekuat kuatnya barbel, janganlah terlalu kaku, seimbangkan dengan sikap manjamu. SIkap manja disini diartikan sikap yang hangat dan menyayangi. Hahahahahahhah ngasal ya ? Gapapa itu taktik juga kok, menggunakan nama YANG TAK LAZIM agar para juri dan semua mengingat nama aneh ini dalam siang dan malam mereka. Terdoktrin untuk menjadikan tim kami sebagai pemenang. :D Bisalah ya

tanpa ba bi bu, submit dan itulah nama yang akhirnya kupituskan menjadi IDENTITAS kami selama beberapa bulan kedepan. Oya orang ketiga itu bernama OSA. Osa spertinya shock saat pertama kali harus berkelompok dengan orang seperti kami. tapi Osa, kami lah yang akan memberikan warna dalam hidupmu, mulai dari hari itu.

 
 
 

Comments


BERTEMAN MULAI DARI HARI INI 

@cannacini

Jakarta-Salatiga

Indonesia

bottom of page