Menari Diatas Satu Tangga Mimpi (Bagian 2)
- Cana Paranita
- Jul 1, 2016
- 3 min read

Melanjutkan cerita di Singapura
Aku dan Burno ( pemuda menginspirasi asli Bengkulu)
Perjalanan yang singkat membuat aku tidak lelah. Akhirnya kami sampai di Changi, entah pukul berapa aku tak memperhatikan. Hanya saat itu cuaca cerah secerah hatiku. Kami sampai dan masih asyik bercerita, hingga kami lupa satu hal penting : DIMANA ALAMAT HOTEL 81 DICKSON ?
Kami benar-benar khilaf tidak mengecek lebih dulu alamat lengkap untuk kesana. Oke, fine seperti biasa HP ku lowbet dan sinyal internet di HP Burno saat itu NIHIL.
Burno bingung, aku biasa. Biasa aja karena Januari lalu sudah merasakan nyasar di Singapura. Ngerasain LOST IN OTHER COUNTRY sendirian, melacak dengan buta harus kemana sendiri, dibayarin 5 sen sama orang Indoa gara-gara gak punya recehan buat bayar tiket MRT, memastikan alamat tujuan sampai ke 4 orang dari negara berbeda buat memastikan tujuanku bener dan masih banyak lagi. Dan endingnya : aku selamat dan aku ketagihan!
Segera aku menuju ke pusat informasi, dan disana petugasnya adalah orang melayu. Kadang justru sulit berkomunikasi bahasa inggris dengan orang melayu, mau pakai bahasa Indonesia? Tambah sulit menurutku. Sekitar 10 menit dijelaskan oleh petugas dan kami segera mengambil peta turis. Haha ini dia andalanku. Untungnya Singapura merupakan kota yang menyamankan pendatang seperti kami. Hilang arah di Singapura menurutku bukan hal yang menakutkan, lebih mengerikan hilang di Indonesia. terutama JAKARTA !
Burno sepertinya percaya-percaya saja denganku, aku suruh saja dia mengikutiku. Intinya memang AKU SOK TAHU. Haha dia setengah takut setengah percaya tapi mau tak mau dia mengikutiku kan ? memangnya dia mau ngikutin siapa ? hahaa
Setelah berganti-ganti MRT akhirnya kami sampai di jalan apa aku lupa (hahah ini dia kelemahan terbesarku : gak bisa ingat nama jalan dan pelupa arah). Keluar dari lorong MRT beuh...puanas kulit terbakar bagai udang gosong. Lega sih udah bener jalannya (menurut peta) tapi MANA HOTELNYA ?
Burno baper lagi, aku segera tanya ke salah satu bapak-bapak gendut asli India yang wajahnya meyakinkan (penuh guratan usia di wajahnya menandakan dia professional hahaahh). Awalnya dia tak tahu mana HOTEL 81 DICKSON, dan akhirnya dia menunjuk ke satu PLANG nama gang yang besar, tepat didepan kami sebenernya tapi kami tak melihat. Efek laper luar biasa mengakibatkan aku dan burno gagal fokus. But..terimakasih Mr. India Jahe Jahe.
Sesegera mungkin aku dan burno berjalan cepat menyebrang jalan sambil membawa bawaaan kami yang luar biasa. Enak si Burno pakai koper, aku pakai tas mak mak mirip TKI demi gak kena pajak bagasi dari Air Asia. Bodohnya,,,,ternyata koper seukuran yg aku punya bisa masuk kabin! Argh.... SIAL.
Kami menemukannya ! HOTEL 81 but not 81 DICKSON. Ah..paling ini kembarannya huahahhah, dengan PD nya masuk dan tanya ke CS. OKE SALAH! padahal kami udah sujud syukur didepan pintu hotel gara-gara keasyikan ngadem di lobi bagai sungai di hamparan padang tandus.
Kami keluar dari hotel dan ....kami terhipnotis bau Kare yang sungguh lezat! Itu memang kawasan India sehingga selain bau keringat orang india , bau kare melambai kemana-mana. Berhubung kami adalah musafir kelaparan akut, maka insting perjalanan kami menuju ke bau kare bukan ke alamat sesunggunya hahahah!!
Dan benar... bau itu menuju di sebuah dapur hotel...kami berjalan semakin cepat! Aha! kami menemukannya : menemukan dapur kare nya ahahahahah , lalu hotel 81 dickson ? Woow itu dapur hotelnya, dan itu bagian belakangnya, artinya kami harus muter ke pintu depan. Oh tak apa! mencium saja sudah bahagia apalagi merasakan nikmatnyaaaaa.....
Kami buka pintu hotel dengan wajah mirip banteng kepanasan, burno jadi sensitif gegara tingkat laparnya sudah 97% gawat , kalau aku hanya lemas-lemas tak berdaya. CS segera menelpon kak Ayu May Fakih untuk memberitahu kalau kami sudah sampai, dan kami segera disuruh menuju kamar di lantai 3.

HOTEL 81 DICKSON, Hotel yang terjangkau di SIngapura dengan kamar yang nyaman. tapi jelas jauh dengan HOTEL BOSS, Januari kemarin di SIngapura kami menginap di HOTEL BOSS yang suangat nyuaman dan top. Nyeselnya aku hanya 3 jam disana dan kemudian lari pontang panting tanpa check out, tanpa sarapan dulu, tanpa berendam, renang dll karena aku hampir ketinggalan pesawat. Terimakasih , aku hanya numpang naruh kepala di bantal aja ya. Di Hotel ini kamu bakal banyak menemukan orang chinese yang medok. Lho kok ? ahahah

mereka semua warga Surabaya (mayoritas) yang liburan ke Singapura. Atau wajauh-wajah melayu akan banyak bermunculan di Lobi. Sepertinya ini memang hotel favorit untuk para pelancong.
Kalau di Hotel Boss hmmm mayoritas lebih ke bule-bule barat atau chinese entah dari negara mana. Soal pelayanan sama-sama ramah, dan karena 5 hari di Dickson jadi lebih tahu dan mengerti pelayanan di DIckson. Intinya sama-sama recommended tergantung dari uang yang anda punya hehhehe. Ini penampakan hotel Boss



Comments