top of page

Celoteh Menjadi Bermakna, Kompassaba

  • Cana Paranita
  • Jun 5, 2015
  • 3 min read

11094320_834020926652965_641238619178163776_n.jpg

Hari ini aku akan mengulas soal Kompassaba, seminar yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2015. Acara ini dipublikasikan dengan spanduk besar di gerbang Suhat Universitas Brawijaya. Iseng-iseng aku daftar deh, karena paling menarik tertera tulisan GRATIS. SANGAT MENARIK.

Selain memang gratis, terdapat materi-materi yang langsung memberi sinyal cerah diotakku. Seperti Marketing Communication dan Branding. Wow, pas banget ilmu itu yang sangat aku butuhkan ( suka marketing)

Acara diadakan di gedung Widyaloka UB dan disana peserta lumayan banyak. Satu hal saat masuk seminar tersebut bahwa Kompas mengadakan acara ini benar-benar siap dan bagus (padahal gratis). Wajar juga karena Kompas adalah koran nomer satu di Indonesia.

Sebagai penyuka gratisan, saya senyum-senyum bahagia dapat koran, notes, bolpoint, name tag, voucher dan brosur-brosur berguna tak lupa snack pagi. Sungguh bahagia, niat berangkat di hari libur menambah ilmu ternyata berlimpah rejekinya.

Acara pertama adalah sambutan-sambutan, yang membuat semangat saya semakin menggebu adalah mendengarkan 'celotehan' pemimpin rekdaksi Kompas yaitu Bapak Budiman Tanurejo yang menjelaskan pesatnya dunia informasi di Indonesia dan sebagai penikmat berita kita haruslah pintar dan jeli. Beliau juga menceritakan tentang sejarah Kompas, benar-benar mencengangkan ketika Beliau menceritakan bahwa Kompas pernah berada di ujung tanduk saat Suharto akan lengser. Begitu pula dengan fakta bahwa sudah sejak belasan tahun lalu Kompas memprediksi Jakarta akan banjir dengan gambar atau komik yang menarik. Prediksi itu sudah muncul sejak 13 Februari 1970. Ternyata dunia literasi sungguh hebat.

Bapak Budiman Tanurejo

Budaya yang saya suka dari Kompas adalah panggilan akrab "mas,mbak" pada jajaran atau tingkatan organisasi di Kompas. Sebutan "Bapak" hanya untuk sang Presiden Direktur Kompas yaitu Bapak Jakob Oetama. Terlihat sederhana namun itu adalah indikasi kuatnya kekeluargaan dan kebersamaan yang sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam dunia kerja.

220px-JakobOetama2010.jpg

Dalam seminar tersebut diputarkan pula video tentangw awancara Andy F. Noya dengan Bapak Jacob. Pada video tersebut Andy F. Noya menanyakan "sikap" Kompas yang terlihat kalem dan tenang tidak seperti media literasi lainnya. Jawaban Bapak Jacob sungguh bijak, beliau menjawab bahwa untuk mendekati sesorang mana yang lebih pantas? Menggebrak-gebrak atau berbicara dengan halus?

Sepertinya jawaban itu telah menjawab alasan Kompas tetap menjadi media literasi yang paling proffesional menurutku.

Di akhir materi, Bapak Budiman menekankan bahwa Kompas menyuarakan "voice bukan noise". Memang benar, jika kita membaca Kompas terasa topik yang diangkat dan bahasa yang digunakan sopan dan enak dibaca.

Selanjutnya, acara diisi oleh mas-mas ganteng dan mempesona semua kaum wanita diruangan saat itu. Mas ini membahas media sosoal platform. Berdasarkan paparan mas Shafiq Pontoh kami mendapatkan pengetahuan baru betapa pentingnya mengelola media sosial secara sebaik mungkin di era modern ini. Misalkan saja Linkedin, yang berfungsi sebagai Personal marketing dan sebaiknya dikelola proffesional dari sekarang (bukan ketika mau melamar kerja saja). Begitu pula dengan Path, Twitter, Facebook dll.

10418141_834018036653254_1607350521594343936_n.jpg

Acara selanjutnya adalah fokus pada kelas yang telah kami pilih. Awalnya aku tertarik banget di Marcomm sayangnya kelas sudah penuh dan beralih ke advertising. Gak masalah sih karena masih sama-sama di dunia marketing. Di kelas ini kami diajarkan masalah advertising oleh Mas Helman Taofani. Berhubung pemahaman soal dunia periklanan sangat sedikit, dan adanya kelas ini membuka wawasan yang luar biasa. Dijelaskan pula bagaimana cara beriklan di Kompas, cara kami berkontribusi menulis di Kompas dan sedikit info biaya beriklan di Kompas yang super WOW . Berkat itu saya tahu mengapa acara Kompas sangat WAH hari ini. Intinya : KOMPAS KAYA.

Acara dilanjutkan hingga sore mendekati maghrib, semua kujalani dengan semangat dan cukup lelah. Tapi menghadiri acara Kompassaba dijamin puas dan tidak menyesal. Mau menyesal gimana ..pematerinya luar biasa, konsumsinya aduhai, doorprizenya alamak, host-nya asik banget, dan yang terpenting ilmunya berguna sepanjang masa.

Sehabis acara Kompas, langsung deh aku ceritakan ke temen-temenku. Nah kan mereka nyesel gak daftar atau udah daftar tapi gak jadi dateng. Hmm.. intinya buat kalian kalau ada kesempatan ambil lah dan buang rasa malas. Percaya deh musuh terbesar itu MALAS. So, keep productive guys :)

Comments


BERTEMAN MULAI DARI HARI INI 

@cannacini

Jakarta-Salatiga

Indonesia

bottom of page